Oleh Atina Liestyawati
Mulai dari mana kugoreskan kisah tentang sahabatku satu ini.
Terlalu banyak kisah denganya, Sahabat
rasa saudara. Ya…saudara tapi tak sedarah. Sehari semalam mungkin tak cukup tuk
mengungkapkannya.
Rumahnya tidak begitu jauh dari tempat tinggalku dulu, hanya
sekelok sampai. Sejak SMP sampai kuliah
kami bersama, bahkan profersi pertama kamipun sama, di Pemberdayaan Masyarakat
ketika mulai mengenal lingkup masyarakat luar nan luas. Satu ketika Bapakku bertanya,
“temanmu cuma chia ya?’. Hehehe…saya
hanya senyum.
Banyak kenangan indah bersamanya, kami tak pernah
berselisih. Saling support. Dia adalah
sahabat yang paling dekat denganku.
Mengukir cerita persahabatan bersamamu takkan pernah usai. Kadang saya menemukan
sosok kakak di dirinya ketika nesehat petuahnya menenangkanku.
Dia punya keunikan, setiap kami pergi entah kemana. Pasti
dia yang berucap untuk pulang duluan.
Maka kamipun menjulukinya si “pulang”.
Baru sampai, eee… sudah minta pulang.
Namun saat ini kami jarang berkomunikasi, mungkin karena
kesibukan masing-masing. Maafkan diriku
sobat. Meskipun saat ini kita tak dapat
melewati hari-hari bersama lagi, jarang bersua muka. Tapi kamu tetap ada di
hatiku….cieee…ciee..
Terima kasih untuk menjadi sahabatku, dulu, sekarang dan Insya
Allah sampai ke JannahNya
Palu, 17 Desember 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar