Aku graha tak bernyawa
memilih berdiri diantara sejuta harapan dan keinginan. Tubuhku ringkih ditelan perkembangan zaman. Hancur lalu tersapu angin disaksikan langit merah jingga.
Kini umurku bertambah sepuh namun penampilan bak artis belia
nan cantik, tak kau dapati lagi kelasmu yang dulu, kelas tak berjendela satu,
tempatmu menggantung dagu dan berlalu.
Wahai alumnus jiwa…. kalian pernah berteduh di bawah naungan
sayapku, kuberikan kehangatan, kusaksikan gairah semangat membara, kau gantungkan
cita-cita harapan diatas langit-lagitku. Kemudian perlahan terbang sampai
keujung cakrawala.
Aku hanya seonggok tanah yang menyokong kaki mungil kalian,
memberi pijakan saat lelah menerpa raga.
Berdiri dibawah terik surya, tak peduli hujan mendera, demi pengabdian
nyata.
Namamu tergores di wajah dinding-dinding bisu, meja bangku berbaris
menyimpan berjuta kenangan, tak pernah mengeluh walau dirimu berlalu.
Wahai alumnus jiwa… kepakan terus impianmu, buat aku bangga. Ukir prestasimu di canvas langit biru memantaskan diri tuk sebuah
harapan dan peran sekecil apapun itu.
Aku tetap menantimu
di sini, di hamparan mimpi tak berujung hingga waktunya tiba.
Proud of you…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar