Atina Liestyawati

Sabtu, 26 Desember 2020

Smanpat

 


Aku  graha tak bernyawa memilih berdiri diantara sejuta harapan dan keinginan.  Tubuhku ringkih ditelan perkembangan zaman.  Hancur lalu tersapu angin  disaksikan langit  merah jingga.

Kini umurku bertambah sepuh namun penampilan bak artis belia nan cantik, tak kau dapati lagi kelasmu yang dulu, kelas tak berjendela satu, tempatmu menggantung dagu dan berlalu.

Wahai alumnus jiwa…. kalian pernah berteduh di bawah naungan sayapku, kuberikan kehangatan, kusaksikan gairah semangat membara, kau gantungkan cita-cita harapan diatas langit-lagitku. Kemudian perlahan terbang sampai keujung cakrawala.

Aku hanya seonggok tanah yang menyokong kaki mungil kalian, memberi pijakan saat lelah menerpa raga.  Berdiri dibawah terik surya, tak peduli hujan mendera, demi pengabdian nyata.

Namamu tergores di wajah dinding-dinding bisu, meja bangku berbaris menyimpan berjuta kenangan, tak pernah mengeluh walau dirimu berlalu.

Wahai alumnus jiwa… kepakan terus impianmu,  buat aku bangga.  Ukir prestasimu di canvas  langit biru memantaskan diri tuk sebuah harapan dan peran sekecil apapun itu.

Aku tetap  menantimu di sini, di hamparan mimpi tak berujung hingga waktunya tiba.

Proud of you…

Palu, 26 Desember 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RINDU

  dalam rindu ku masih berharap berharap kau kan hadir mengisi hari hariku lagi rindu kicauanmu ...rindu celotehmu... rindu anggukanmu... ri...