Atina Liestyawati

Selasa, 20 Oktober 2020

Peserta Meluber, Airpun Tak Mau Kalah

Sosialisasi Pemanfaatan Rumah Belajar di SMPN 1 Banawa Selatan




Kali ini Tim Sahabat Rumah Belajar (SRB) melakukan sosialisasi pemanfaatan portal Rumah Belajar di SMPN 1 Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Kami berada di wilayah transisi perbatasan antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.

Informasi awal empat sekolah yang akan bergabung mengikuti sosialisasi yaitu SMPN1 Banawa Selatan sebagai tuan rumah, SMPN 2 Banawa Selatan, Watatu, SMPN 7 Satap Banawa Selatan, Salusumpu dan SMPN Satap 9 Banawa Selatan, Salungkaenu. Namun kemudian peserta bertambah dua menjadi enam sekolah yaitu SMPN 6 Satap Banawa Selatan, Salungkaenu dan SMPN 2 Sarjo, Mamuju, Sulawesi Barat.

SMP Negeri 1 Banawa selatan terletak di Desa Lembasada, Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala. Rute dari Tim SRB melalui jalan trans Palu – Donggala - Mamuju dengan jarak tempuh 62 km selama sekitar dua jam.

Sepanjang perjalanan kami disuguhkan pemandangan bentang alam yang luar biasa. Ditemani deru ombak laut membentang, lekukan pegunungan, hamparan pantai, sebaran pemukiman penduduk, deretan kebun kelapa. Menyusuri jalan trans Palu-Mamuju dengan cuaca pagi yang cerah amat menyenangkan. Betapa tidak, selama Pandemi Covid-19 kami hampir tak pernah melakukan perjalanan sejauh ini ke luar kota. Tapi hari itu kami seperti rusa yang terlepas dari kerangkeng. Menyambangi guru-guru di daerah Banawa selatan.

Tak terasa mobil yang kami tumpangi memasuki halaman sekolah yang kami tuju. Sekolah yang asri dengan hamparan rumput hijau halamannya. Tim SRB beserta Duta Rumah Belajar (DRB) disambut sapaan dan keceriaan peserta sosialisasi yang menunggu kedatangan kami. Hilang lelah perjalanan.

Di luar dugaan jumlah peserta yang hadir melebihi kapasitas ruang laboratorium computer yang disiapkan untuk acara tersebut. Enam sekolah yang bergabung kami siasati dengan membagi peserta ke dalam dua ruangan.

Seperti biasa agenda kegiatan yang kami lakukan adalah menyosialisasikan fitur-fitur Rumah Belajar seperti Sumber Belajar, Kelas Maya, Laboratorium Maya, Bank Soal. Peserta sangat antusias terutama pemanfaatan Laboratorium Maya dan Sumber Belajar. Utamanya pembelajaran sains saat praktikum yang harus dilakukan secara tatap muka dengan peralatan dan bahan praktik yang terbatas. Tetapi dengan pemanfaatan laboratorium maya praktikum tak lagi dilakukan secara langsung tapi dilakukan pembimbingan virtual yang lebih menarik.



Sesi kedua pembuatan video pembelajaran peserta dibekali kemampuan menulis naskah video, cara-cara proses pengambilan gambar/video. Kemudian mengolah video tersebut menjadi sebuah karya video pembelajaran yang siap saji kepada siswa. Hal tersebut membuat para guru semakin percaya diri. Siswa pun merasa senang ketika melihat gurunya dalam video memaparkan materi. “Ada kebanggaan jika kita sebagai guru mampu menghasilkan karya video pembelajaran sendiri,” ujarku memberi motivasi kepada peserta dalam pemaparan materi.

Semangat SRB memfasilitasi para guru sampai pada pukul 14.00 diselingi “insiden”. Suara narasumber nyaris tak terdengar dikalahkan suara deras hujan. Lebatnya air hujan hingga menggenangi hampir seluruh halaman sekolah. Langit makin kelam pertanda hujan kian menjadi. Tak ada tanda-tanda akan reda yang tumpah sejak pukul 12.00 wita. Ada rasa khawatir menyelimuti perasaan. Namun melihat antusias peserta perasaan itu terabaikan.

Usai sosialisasi kami berpamitan dan memutuskan meninggalkan lokasi sekitar pukul 15.00. Di saat itu hujan masih cukup deras. Terlihat laut mulai membentuk gelombang dan langit di atasnya semakin gelap. Hati pun mulai gelisah. Dalam kendaraan kami dari tim SRB hanya membisu. Hampir tak terdengar suara. Kami sepertinya sibuk dengan doa masing-masing untuk keselamatan menyusuri perjalanan pulang yang masih cukup jauh. Gundah dan gelisah tak terkira. 

Rintangan mulai menghadang ketika sampai di suatu dusun di Desa Towale, Kecamatan Banawa Selatan. Kendaraan kami melambat. Banyak masyarakat berlarian seperti ingin melihat yang terjadi di depan sana. Tampak deretan kendaraan terhenti. Bersamaan dengan itu seorang petugas berseragam menginfokan bahwa di depan terjadi longsor. Jalan yang akan kami lalui tertimbun material longsor. Astaga…

Warga desa yang berkerumun di pinggir jalan menyarankan agar sebaiknya mobil balik sebelum air memenuhi jembatan yang barusan kami lewati. Betul juga. Setidaknya kami tidak terjebak di tengah antara longsor menghadang di depan dan banjir di belakang. Serasa jantung mau copot. Kami tambah gelisah, apalagi tanpa sinyal handphone di area itu.

Akhirnya mobil berbalik arah dan berhenti di sebuah dusun. Entah apa namanya. Masyarakat banyak yang keluar rumah. Kami pun masih bertahan dalam mobil karena hujan semakin deras. Semua terdiam dan berharap kejadian ini cepat berlalu. Paling tidak ada sinyal untuk menginfokan keluarga di Palu tentang keberadaan kami.

Seketika sinyal tampak di layar handphone. Tanpa menunggu lama kami semua langsung menghubungi keluarga masing-masing. Alhamdulillah… Paling tidak keluarga di rumah tidak gelisah dengan keadaan kami dan nantinya tiba pada saat malam ataupun keesokan harinya. Perjalanan kami kali ini sangat berbeda dari biasanya. Menguras adrenalin dan rasanya “nano-nano”.




Hujan mulai reda tapi nampak kemudian air sungai sudah naik di badan jalan menutupi jembatan. Sepertinya bumi tak mampu menampung tumpahan air hujan yang meluiber kemana-mana. Kami pun keluar dari mobil bersamaan dengan orang-orang yang senasib dengan kami. Tampak juga beberapa peserta sosialisasi basah kuyub karena hanya mengendarai motor. Tertahan bersama kami yangh tak bisa kemana-mana.





Hampir sejam kami di tempat itu menunggu air surut. Kendaraan mulai bergerak maju perlahan. Kami mengucap syukur. Paling tidak ada harapan kami tidak bermalam di dusun itu

Antrian kendaraan dari arah berlawanan membuat mobil yang kami kendarai berjalan perlahan. Rasa khawatir belum juga hilang karena jalan yang menanjak serta tebing di samping berpotensi lonsor. Takut ada material longsor dan jalan amblas masih menghantui.

Di depan tampak masyarakat setempat sigap mengatur arus lalu lintas dan membersihkan puing serta materian longsor yang menimbun badan jalan. Perlahan tapi pasti mobil bergerak. Dibutuhkan kesabaran untuk melewati suasana mencekam itu. Akhirnya perjalanan mulus kembali untuk beberapa kilometer kedepan .

Hari mulai gelap. Tapi masyarakat masih berkerumun di luar rumah. Pukul 18.30 kami memasuki Desa Mekar Baru. Perjalanan kami terhadang banjir rob karena aliran air begitu deras berasal dari arah laut. Luapan air menggenangi  jalan dan pemukiman warga setinggi betis. Kami berusaha menerobos banjir walaupun dengan perlahan. Sampai tiba-tiba kendraan berhenti lagi. Hampir setengah jam kami terhenti menunggu air surut.

Terlihat warga yang sibuk mengangkat perabotan dan membersihkan lantai yang tergenang. Akhirnya mobil bergerak maju. Kami bisa melanjutkan perjalanan lagi. 

Hujan dengan intensitas tinggi sejak siang menyisakan banjir di beberapa desa di Kecamatan Banawa Selatan dan Tengah. Menyebabkan perjalanan kami yang seharusnya hanya 1,5 jam molor menjadi 6 jam. Sungguh di luar prediksi kami. Namun ada hikmah di balik semua itu bahwa tanda-tanda alam tak boleh diabaikan. Wallahu a’lam bisawab…

Alhamdulillah kami tiba di rumah dengan selamat…



#BerbagiTIK
#RumahBelajar
#PusdatinKemdikbud
#SRBSulteng2020
#SahabatRumahBelajar2020
#DutaRumahBelajar2020

 


19 komentar:

  1. MantapπŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  2. Semangat Terus team Sahabat Rumah BelajarπŸ‘

    BalasHapus
  3. mantapπŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  4. Mantap ,sukses selalu dan tetap semangat

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah salud dengan kerja kerasnx ibu ibuku sayang😘
    Semoga sukses selalu dan tetap semangatπŸ’ͺ

    BalasHapus
  6. Allhamdulilah sukses selalu rumah belajar dan buat ibuku tetap semangat πŸ˜ŠπŸ˜™πŸ˜˜

    BalasHapus
  7. Menegangkan... air meluberrr ke mana2. Luar biasa... tim sahabat rumah belajar.

    BalasHapus
  8. air selalu mengalir. seperti ilmu yang dibagi pahalanya juga mengalir. aamiin

    BalasHapus
  9. πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ˜πŸ˜πŸ˜

    BalasHapus
  10. Mantap ibu smangat trus dan sukses slalu d rumah belajar ibukuπŸ’ͺ😚😚

    BalasHapus
  11. Mantap ibu smangat trus dan sukses slalu d rumah belajar ibukuπŸ’ͺ😚😚

    BalasHapus
  12. Wah perjuangan guru guru Indonesia bagian timur memang istimewa.
    Semoga SRB Sulteng makin berjaya membumikan Rumah Belajar.
    Sukses yaa mbak Atina

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin..terima kasih suportnya. salam rumah belajar.

      Hapus

RINDU

  dalam rindu ku masih berharap berharap kau kan hadir mengisi hari hariku lagi rindu kicauanmu ...rindu celotehmu... rindu anggukanmu... ri...