Kawah Ratu Tangkuban Parahu
By : Atina Liestyawati
Diklat dan Field Trip
SEORANG
gadis manis menyapa kami menanyakan riwayat atau cerita rakyat Sangkuriang. “Nah...
Ini dia,” kataku membatin setelah mendengar pemateri kami itu. Aku langsung
dapat menebak rencana tour esok. Semoga tebakanku benar. Hehehe... ngarep.
Kami
merasa tidak sabar menunggu jadwal tour tersebut. Sebab dua hari terakhir
bergelut dengan materi diklat dan belum diberitahu akan dibawa berkunjung ke mana.
Rasa penasaran itu makin memenuhi ruang pikir yang butuh refresh.
Ternyata
dugaanku benar. Besok kami akan melakukan perjalanan wisata ke Tangkuban
Parahu. Suatu kawasan wisata yang sebelumnya hanya dapat disaksikan
keindahannya dari layar kaca ataupun cerita teman-teman yang pernah
mengunjunginya.
Sejumlah
20 orang kami peserta mengikuti diklat guru yang dilaksanakan oleh PT Medion
Bandung medio Desember 2017 lalu. Diklat tersebut sarana untuk menimba ilmu
khususnya di bidang peternakan yang menjadi kompetensi keahlian kami gugu-guru dan
praktisi peternakan seluruh Indonesia. Salah satu program yang kami peroleh
adalah materi seputar kesehatan unggas. Sebagai hadiah dan bonus, peserta
mendapat paket tour diakhir diklat.
Bis
yang kami tumpangi mulai bergerak menuju daerah wisata Tangkuban Parahu, 20 km
ke arah utara Kota Bandung. Perjalanan ditempuh kurang lebih satu jam setengah.
Waktu tempuh tersebut tidak terasa bagi kami karena tim pemandu PT Medion
menyuguhkan berbagai pertanyaan dan bingkisan menarik bagi yang bisa menjawab
seputar legenda Tangkuban Parahu. Misteri perkawinan insest yang hampir terjadi
antara anak dan ibu kandung antara Sangkuriang dan Dayang Sumbi.
Cerita
rakyat sangkuriang yang secara turun temurun diwariskan leluhur begitu melekat
dengan gunung ini. Menjadi simbol pariwisata daerah Jawa Barat. Bandung barat
di karuniai keindahan alam yang luar biasa. Banyak destinasi wisata yang
berlokasi di sana. Di antaranya Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu yang
merupakan objek wisata favorit di Lembang. Menjadi primadona wisatawan domestik
maupun mancanegara.
Moment memasuki pintu gerbang utama kawasan wisata Tangkuban Parahu
bahagia bercampur takjub seiring sambutan pemandangan alam nan elok. Deretan
pohon pinus menghijau. Hembusan angin menggelitik kulitku semuanya terbungkus
dalam kesempurnaan ciptaan sang maha kuasa. Membayar tiket masuk yang lumayan
murah kami melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Bau belerang mulai menyengat hidung. Bis berhenti di
pelataran yang luas. Pemandangan begitu menyejukan mata berhiaskan lapak pedagang
yang tertata rapi. Kami berganti kendaraan karena bis berukuran besar tak dapat
mengantar rombongan sampai ke puncak.
Mobil minibus modifikasi mengantar kami ke puncak. Kamipun
menikmati sensasi yang ditawarkan melewati jalan berliku dibumbui aroma
belerang kian menyengat.
Pemandangan puncak gunung yang aduhai. Tampak kawah gunung
yang besar bak mangkok raksasa. Lekukan dinding dan dasar kawah akan terlihat
dengan jelas. Gunung Tangkuban Parahu terdiri dari kawah Ratu sebagai kawah utamanya
dengan luas kurang lebih 8.000 ha. Memiliki kedalaman 500 meter dan termasuk
gunung api yang masih aktif. Terbukti dengan kepulan asap halus yang menyembur
dari dasar kawah. Plus, lagi-lagi aroma belerang yang menyengat di kawasan itu.
Tangkuban Perahu memiliki ketinggian mencapai 2.084 meter di
atas permukaan laut (mdpl). Dikenal mempunyai sembilan kawah. Tapi hanya tiga
kawah yang dapat dikunjungi wisatawan yaitu kawah Ratu, Domas dan Kawah Upas.
Kawasan wisata Kawah Ratu tertata apik sehingga menjadi daya
tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berfoto ria sampai di pinggir mulut kawah. Kawasan kawah
dipasangi pagar pembatas sehingga aman bagi pengunjung. Jika ingin mengelilingi
tersedia jasa tunggangan kuda.
Sisi lain lapak pedagang menawarkan jajanan khas daerah Sunda
antara lain sate kelinci dan jagung bakar. Para pedagang menawarkan berbagai
jenis cendera mata khas dengan harga terjangkau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar